Cerdas! Mahasiswa KKN Undip Sulap Air Kotor Menjadi Air Layak Guna Atasi Stunting

  • Feb 15, 2023
  • Yayan Hely Diana
  • BERITA

Desa Pagejugan, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, 8 Februari 2023.
Putri Nourma Gupita, Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran
Albin Abdul Rozaq, Jurusan Teknologi Rekayasa Teknik Perkapalan, Sekolah
Vokasi
 

 

KAB. BREBES, JAWA TENGAH – Mahasiswa KKN Undip mengadakan
kegiatan sosialisasi Pembuatan Alat Filtrasi Air. Filtrasi air sederhana adalah
metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas air dengan cara
sederhana. Di Desa Pagejugan, Kec. Brebes, Kab. Brebes akses mendapatkankan
sarana air bersih dan sanitasi yang masih sulit. Dengan rendahnya sumber daya air
bersih di Brebes menyebabkan penggunaan air untuk minum yang tidak layak ,
maka dari itu diperlukannya sanitasi air yang baik untuk memenuhi kebutuhan sanitasi rumah warga Desa Pagejugan.
Bentuk filtrasi air sederhana yang dibuat yaitu
dengan menyediakan bejana dan kapas/serat yang dapat digunakan untuk
menyaring air. Kemudian disusun dalam bejana yang berisikan arang aktif yang
digunakan untuk menyerap bau dan menjernihkan air, batu Zeolit yang digunakan
untuk membunuh bakteri Ecoline, karang jahe/coral digunakan untuk wadah
berkembangnya bakteri baik dan kerang tiram yang digunakan untuk mengeluarkan
zat kimia berupa calsium agar Ph air menjadi netral atau mencapai Ph air 7. Melalui
pemberian pelatihan pembuatan filtrasi air yang dilakukan dapat menjernihkan dan
meningkatkan kualitas air agar layak dikonsumsi ataupun digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari masyrakat Desa Pagejugan.
 
Sebagian besar bukti hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa
faktor air mencakup sumber air minum unimproved, pengolahan air minum dapat
meningkatkan kejadian stunting pada balita. Hasil penelitian Otsuka et al, (2018),
mengungkapkan bahwa rumah tangga yang mengkonsumsi air minum bersumber
dari air ledeng dapat meningkatkan kejadian stunting pada anak dibandingkan
dengan rumah tangga yang menggunakan air tangki dan sumur. Hal ini dapat terjadi
apabila kualitas air ledeng yang digunakan oleh rumah tangga, tidak memenuhi
syarat kualitas fisik dibandingkan dengan air tangki dan sumur. Berdasarkan
permenkes RI No. 32/2017, kualitas fisik air minum harus memenuhi syarat
kesehatan yaitu tidak keruh/ jernih, tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak
kontaminasi dengan zat kimia serta bebas dari berbagai mikroorganisme yang dapat
menyebabkan anak mengalami stunting.
 
Alasan mengapa kami mengangkat program kerja ini adalah karena masih
banyaknya kasus stunting di dalam lapisan masyarakat. Desa Pagejugan merupakan
jumlah terbanyak tingkat Kabupaten Brebes yang masyarakatnya tercatat memiliki
riwayat terdampak gizi buruk. Hal ini disebabkan oleh tingkat ekonomi masyarakat
yang terhitung masih menengah ke bawah dengan mayoritas berprofesi sebagai
buruh tani. Masih kurangnya fasilitas dan sarana serta prasarana yang diterima juga
menyebabkan sebagian besar warga masih sulit untuk mendapatkan standar kehidupan layak.
Saluran air dan got yang tidak berfungsi, program KB yang gagal
sehingga membuat penduduk memiliki jumlah anak yang banyak, serta
permasalahan-permasalahan mendukung lain ini digadang-gadang sebagai
penyebab utama mengapa warga masih kurang peka terhadap bahaya stunting di
dalam kehidupan.
 
Kegiatan yang dilangsungkan oleh Tim 1 KKN kami ini adalah sosialisasi
mengenai Gerakan Masyarakat Sadar Stunting (Gemasting) kepada ibu-ibu PKK
dan masyarakat Desa Pagejugan. Program kerja ini memiliki indikator keberhasilan
untuk meninkgkatkan kepekaan terhadpa bahaya stunting bagi anak-anak kepada
para orangtua dan juga ibu hamil. Di sini, mahasiswa menjelaskan tentang definisi
dari stunting, data-data yang memadai, penyebab dan gejala apa yang dapat
diidentifikasi dari stunting serta bagaimana cara untuk mencegah penyakit ini.
Sosialisasi ini dilaksanakan untuk membuka pikiran warga sekalian terhadap
pentingnya mengatur pola hidup dan juga melakukan screening terhadap

 

pertumbuhan anak dan ibu hamil. Konsumsi makanan yang dimasukkan ke dalam
tubuh sehari-hari harus sesuai dengan anjuran dan tidak kekurangan satu apa pun.
Dalam sosialisasi, masyarakat sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi
ini sehingga ada banyak sekali pertanyaan yang muncul mengenai stunting.
 
Pertanyaan utama adalah bagaimana cara untuk tetap mengurangi risiko stunting
pada anak apabila ekonomi sulit? Kemudian, mahasiswa memberikan pengarahan
kalau makanan bergizi itu tidak perlu makanan yang harganya mahal, tetapi yang
gizinya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian tubuh. Mahasiswa menjawab
dengan minimal memakan telur ayam sebanyak 1 butir, tahu, tempe, sayuran hijau
seperti bayam, kacang kedelai, dan makanan sehat serta murah lainnya yang mudah
untuk ditemukan. Mengatur konsumsi harian ke tubuh merupakan hal utama yang
sangat penting dilakukan apabila kita hendak berperang melawan stunting

 

Setelah melakukan sosialisasi ini, harapannya warga dapat menjadi lebih
paham mengenai stunting. Warga disarankan untuk tetap aktif mendampingi anak
anak mereka dengan memantau pertumbuhan anak sejak dini dengan berkunjung
ke puskesmas dalam rangka konsultasi gizi setiap hari Jumat, melakukan
pengecekan tinggi dan berat badan secara berkala, dan ibu hamil disarankan untuk
aktif mendapatkan tambahan vitamin dari puskesmas atau meminum tablet tambah
darah. Hal-hal ini diharapkan dapat mengurangi risiko stunting yang masih terdaftar
banyak di Desa Pagejugan.